Arus peti kemas TPK Koja capai 1 juta TEUs | Istimewa |
General Manager (GM) TPK Koja, Ade Hartono menuturkan, pencapaian throughput hingga 1 juta TEUs ini merupakan raihan pertama dalam catatan sejarah sejak berdirinya TPK Koja. Menurutnya, capaian ini bukti dari kerja keras manajemen dan seluruh pekerja dalam memperoleh hasil yang menggembirakan.
Ia menambahkan, hingga akhir tahun 2017, manajemen TPK Koja memperkirakan total throughput dapat mencapai 1,095 juta Teus, atau 31 persen melampaui target awal 2017 yang ditetapkan 830.531 Teus. Perkiraan throughput sebanyak 1,095 juta Teus juga meningkat 32 persen hingga akhir 2017 dari 2016 sebesar 827.198 Teus.
"Selain itu, pencapaian tersebut membuktikan TPK Koja berada di jalur yang tepat (on the right track) guna mewujudkan visi perusahaan, yakni menjadi penyedia layanan terminal petikemas terintegrasi berkelas dunia," ucap Ade, seperti dikutip liputan6.com, Selasa (12/12/2017).
Ia melanjutkan, hasil throughput yang melebihi 1 juta Teus juga dimaksudkan untuk mendukung program pemerintah mewujudkan efisiensi biaya logistik dalam rangka memacu pertumbuhan ekonomi nasional.
"Tidak lupa, hasil ini juga berkat dukungan stakeholders yang terkait terutama dukungan untuk pengoperasian dermaga utara," ujar dia.
Ade menjelaskan, ke depannya hasil ini akan menjadi acuan perusahaan untuk melangkah sesuai peta perusahaan yang telah disusun hingga 2020. Ade menambahkan, pencapaian throughput yang melebihi 1 juta Teus didukung oleh strategi penetrasi pasar yang tepat sesuai peta perusahaan.
"TPK Koja akan terus fokus pada pertumbuhan volume, pertumbuhan profit, dan penciptaan layanan baru yang mendukung layanan bisnis utama, seperti mengintegrasikan layanan transhipment," imbuhnya.
Sekretaris Perusahaan TPK Koja, Nuryono Arief menjelaskan, rasio bongkar muat peti kemas dari kapal atau Box Crane per Hour (BCH) TPK Koja per September 2017 sudah mencapai 23 boks per jam, meningkat dari periode yang sama tahun lalu yang hanya 20 boks per jam.
Sebelumnya, Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi menyambut baik singgahnya kapal raksasa milik perusahaan pelayaran CMA CGM Group yang singgah di Pelabuhan Tanjung Priok. ?Singgahnya kapal petikemas ini diharapkan dapat meningkatkan efisiensi logistik Indonesia.
Hal tersebut diungkapkan Budi dalam acara penyambutan? kedatangan kapal CMA CGM Otello dengan rute pelayaran langsung Jakarta-Los Angeles di Dermaga Jakarta International Container Terminal (JICT).
Menurut Menhub Budi, dengan adanya pelayaran langsung dengan kapal berkapasitas 8.238 Teus ini, akan meningkatkan efisiensi logistik dari Indonesia menuju Amerika Serikat (AS) maupun sebaliknya. Dari sisi biaya logistik, diperkirakan akan mengalami penurunan sebesar 20-30 persen, sedangkan dari segi waktu mencapai 10 hari.
"Dari biaya 20 persen sampai 30 persen. Dari waktu itu bisa 10 hari. Suatu jumlah yang signifikan. Sekarang Pelabuhan Tanjung Priok sudah dapat melayani kapal dengan kapasitas besar, dengan begitu, akan membuat efisiensi logistik Indonesia menjadi lebih baik," ujar Menhub Budi beberapa waktu lalu di Jakarta.
Selain itu, dengan singgahnya kapal raksasa ini, akan meningkatkan daya saing Pelabuhan Tanjung Priok terhadap pelabuhan-pelabuhan lain di negara Asia Tenggara lainnya.
"Dengan waktu yang efisien, 10 hari, sehingga tingkat competitiveness Pelabuhan Tanjung Priok ke Amerika dan Eropa sama dengan pelahuhan di negara-negara tetangga. Tapi kita akan tetap melakukan improve terkait harga, kemudahan dan lain-lain," tambah Menhub Budi.
Menhub Budi juga berpesan kepada PT Pelindo II untuk meningkatkan pelayanan dan efisiensi dengan menetapkan biaya yang lebih kompetitif. Dengan demikian, diharapkan semakin banyak kapal petikemas yang singgah di pelabuhan ini.
"Sekarang, Pelabuhan Tanjung Priok sudah melayani 6 juta Teus dan saya targetkan 2 tahun lagi, PT Pelindo II dapat melayani kargo sebanyak 12 juta Teus," ungkap Menhub Budi.
Sebagai informasi, kapal peti kemas CMA CGM Otello berangkat Senin, 24 April 2017 dengan mengangkut garmen, kertas, furnitur dari Indonesia. Kapal milik perusahaan pelayaran asal Prancis, Compagnie Maritime d'Affretement-Compagnie Generali Maritime (CMA CGM) ini memiliki kapasitas 8.238 Teus dengan panjang kapal 334 meter.
Kerja sama ini melayani pelayanan baru yang diberi nama Java South East Asia Express Services/Java Sea Express Services atau disingkat JAX Services. Service ini akan melayani rute Tanjung Priok ke West Coast (LA dan Oakland) Amerika Serikat dengan sistem weekly call atau sandar minggu secara rutin.
Berbeda dengan kedatangan kapal CMA CGM Titus yang merupakan trial call pada 9 April 2017 dan CMA CGM Tancredi pada 16 April 2017. Kedatangan kapal kali ini menandai dimulainya pelayanan kapal yang terjadwal oleh kapal-kapal CMA CGM dari dan ke Terminal JICT, Tanjung Priok.(*/liputan6)