logo KNKT |
�KNKT telah dua kali ikut investigasi yang dilakukan oleh Biro Investigasi Keselamatan Transportasi Singapura atau Transport Safety Investigation Biro (TISB),� kata Ketua KNKT Soerjanto Tjahjono seperti dikutip Beritatrans.
Pada investigasi pertama pada 13 � 16 september 2017, KNKT mengirim 2 orang investigatornya yaitu Capt. Rudi Yulianto dan Bambang Irawan. Pada investigasi kedua, KNKT mengirim satu investigator untuk ikut interview lanjutan yaitu Capt. Rudi Yulianto.
Pada saat melakukan investigasi, Tim KNKT tidak hanya melaksanakan wawancara dengan para awak kapal seperti nakhoda, mualim II, Mualim III, dan Juru mudi jaga akan tetapi juga koordinasi dengan TISB dan Atase Perhubungan di Singapura.
Berdasarkan hasil interview dengan para awak kapal, KNKT telah dapat menyusun kronologi terjadinya kecelakaan tersebut.
Pada tanggal 13 September 2017 sekitar pukul 00.25 waktu Singapura (UTC+8), MT. Kartika Segara yang membawa muatan minyak Ron 88 bergerak menuju Indonesia dengan haluan mengarah melintang TSS menuju selatan dengan menggunakan Pandu setempat sampai dengan sekitar pukul 00.28.
Pada saat yang bersamaan MV. JBB De Rong 19 bergerak menuju arah barat pada lajur arah barat (Westbound) TSS, MV. JBB De Rong 19 sebelumnya berangkat dari perairan malaysia sisi timur Johor dengan membawa muatan pasir dari kegiatan pengerukan untuk dibawa ke sisi barat Johor. MT. Kartika Segara menyalakan tiga lampu haluan sebagai penanda bahwa kapal akan menyeberang TSS.
Sekitar pukul 00.30 waktu setempat, VTIS Singapura menyarankan kepada MT. Kartika Segara untuk memperhatikan TSS dikarenakan terdapat lalu lintas pelayaran yang padat mengarah ke barat pada lajur TSS sisi westbound. MT. Kartika Segara menanggapi informasi dan menyampaikan bahwa mereka juga sedang memperhatikan lalu lintas dan melihat kapal-kapal yang melintas ke arah barat. MT. Kartika Segara menurunkan kecepatan ke posisi pelan sekali 4-5 knot.
Saat yang sama MV. JBB De Rong bergerak ke arah barat dengan kecepatan sekitar 7 knot. VTIS Singapore menghubungi MV. JBB De Rong 19 untuk waspada terhadap adanya kapal tanker yang akan melintas TSS. Komunikasi dikonfirmasi oleh MV. JBB De Rong, yang dilakukan sebanyak 2 kali.
Sekitar pukul 00.35, VTIS meminta MT. Kartika Segara untuk menghentikan laju kecepatan kapal dikarenakan sudah terdapat potensi tubrukan dengan 2 kapal di sisi kirinya pada jarak kurang dari 1 Nautica mile (mil laut) yaitu MV. Bina Marine 61 dan MV. JBB De Rong 19. Pada saat itu MT. Kartika Segara tetap pada kecepatannya, begitu juga dengan MV. JBB De Rong 19.
Pukul 00.36, MV. Bina Marine 61 merubah haluan ke kanan dan selanjutnya melewati buritan MT. Kartika Segara. Pada saat yang hampir bersamaan, VTIS Singapura meminta MT. Kartika Segara untuk mempercepat laju kapal dikarenakan posisi bersilangannya dengan MV. JBB De Rong 19 yang semakin dekat.
Terkait dengan potensi tubrukan ini, VTIS Singapura juga menyarankan MV. JBB De Rong 19 untuk mengikuti peraturan Collision Regulation (COLREG). Haluan dan kecepatan MV. JBB De Rong 19 masih bertahan pada arah barat, sementara MT. Kartika Segara berupaya untuk meningkatkan kecepatannya hingga mencapai 7 knot. Untuk mengurangi resiko kecelakaan, MT. Kartika Segara merubah mesin menjadi mundur penuh sedangkan JBB De Rong 19 merubah haluan ke kanan, namun demikian tubrukan tidak dapat dihindarkan.
Pukul 00.38, haluan MT. Kartika Segara menubruk sisi quarter buritan kanan JBB De Rong 19. VTIS Singapura terus memanggil kedua kapal namun sudah tidak ada jawaban dari MV. JBB De Rong 19. Akibat tubrukan, MV. JBB De Rong 19 miring ke kanan secara cepat dan selanjutnya terbalik hingga tampak lunas kapal, sehingga 5 orang awak kapal MV. JBB De Rong 19 dinyatakan meninggal.
Selain itu, MT. Kartika Segara mengalami robek pada bagian haluan kiri atas. VTIS memanggil MV. JBB De Rong 19, selanjutnya direspon oleh MT. Kartika Segara bahwa kapal sudah tenggelam (sinking).
Setelah kejadian, VTIS Singapore meminta MT. Kartika Segara untuk berpindah tempat dikarenakan posisi tubrukan tepat di lajur arah barat TSS. (*)