Presiden Joko Widodo | Istimewa |
Jakarta, eMaritim.com � Indonesia hingga kini belum memiliki terminal kapal pesiar besar sehingga tidak satupun kapal pesiar yang berlabuh. Hal tersebut ditanggapi serius oleh Presiden Joko Widodo yang menyinggung belum adanya terminal kapal pesiar besar.
"Kita ini negara kepulauan tapi kita nggak punya terminal kapal pesiar, yacht. Bagaimana kapal pesiar mau datang ke kita. Suruh parkir di mana? Di (Sungai) Ciliwung?," kata Jokowi, saat bicara dalam acara penutupan rapat koordinasi nasional KADIN 2017 di Jakarta, Selasa (3/10).
Jokowi mengungkapkan, saat berkunjung ke Singapura dan melihat terminal kapal pesiar, dia yakin Indonesia mampu membuat itu. "Saya lihat, seperti begitu satu tahun buat 10 juga bisa. Kemarin di paripurna saya sudah perintahkan, dalam dua tahun bangun 10," kata Jokowi, seperti dikutip Antara.
Jokowi menambahkan, jumlah wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Indonesia belum pernah mencapai angka 10 juta. �Padahal Thailand 30 juta, Malaysia 24 juta. Produk kita 10 kali yang mereka punya, mungkin 15 kali dari yang mereka punya," tambahnya.
Namun, kata dia, Thailand, Malaysia, dan Singapura terus berkembang sehingga dia ingin mengugah dunia usaha agar peluang seperti ini dimanfaatkan. "Kita punya Labuan Bajo tinggal jual saja, kita punya Danau Toba, Wakatobi, Borobudur, Bromo, tapi tidak pernah kita perbaiki bersama," paparnya.
Jokowi mengakui masih ada perdebatan saat ini terkait memperbaiki produk dulu atau membangun brand atau memasarkan dulu. "Dua-duanya harus jalan, kalau nggak kita terlanjur gembar-gembor bangun brand, orangnya kecewa nggak balik lagi. Ini pekerjaan besar dunia usaha," pungkasnya.
Jokowi telah memperintahkan Menteri Pariwisata agar target 2019 sebesar 20 juta wisman harus tercapai, jika tidak taruhannnya jabatannya. Untuk mencapai hal tersebut, Presiden Joko Widodo menargetkan membangun 10 pelabuhan kapal pesiar dalam dua tahun. (*)