Pelabuhan Cirebon | Istimewa |
Deputi Hukum dan Pengendalian Internal PT Pelindo II Pelabuhan Cirebon, Iman Wahyu menjelaskan, Rencana Induk Pelabuhan (RIP) dari Kementrian Perhubungan sudahturun. RIP itupun sudah diajukan ke direksi PT Pelindo II. Bahkan, PT Pelindo II menjadikannya sebagai salah satu proyek strategis yang harus segera direalisasikan.
"Paling lambat pertengahan 2018," ujar Iman seperti dikutip Republika Online, Kamis (7/12/2017).
Dermaga yang berjarak sekitar dua kilometer dari bibir pantai tersebut akan dikeruk dengan kedalaman sekitar sembilan meter. Dengan demikian, maka dermaga itu bisa dilabuhi sejumlah kapal besar, seperti kapal kargo. Fasilitas pelabuhan pun akan dilengkapi dengan lokasi penempatan peti kemas.
Iman menyatakan, revitalisasi ditargetkan selesai selama dua tahun. Dengan demikian, dermaga yang baru sudah bisa digunakan pada tahun 2020.
Iman mengatakan, pihaknya sudah menandatangani MoU dengan Himpunan Pengusaha Mebel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI). Setelah revitalisasi rampung, maka ekspor mebel rotan dari Cirebon bisa dilakukan dari Pelabuhan Cirebon.
Selama ini, ekspor mebel rotan dilakukan dari Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta. Tak kurang dari tiga ribu kontainer mebel rotan dari Kabupaten Cirebon diekspor melalui pelabuhan tersebut setiap bulannya. "Potensi itu akan kita kejar," tegas Iman.
Ketua HIMKI Cirebon, Supriharto, menyambut baik rencana revitalisasi Pelabuhan Cirebon. Dengan adanya revitalisasi itu, maka kedepan ekspor mebel rotan bisa dilakukan dari Pelabuhan Cirebon. "Biaya operasional akan lebih hemat sekitar 30 persen dibandingkan jika harus melalui Pelabuhan Tanjung Priok," terang Supriharto.
Hal senada diungkapkan Ketua INSA Cirebon, Ade Purnama. Ia pun menyambut baik rencana revitalisasi Pelabuhan Cirebon. Pasalnya, selama ini Pelabuhan Cirebon belum memungkinkan untuk kapal kargo, baik dari segi alur maupun kedalaman. "(Revitalisasi) akan menarik shipping line yang lain untuk bersandar di Pelabuhan Cirebon," tandas Ade.(*)