JAKARTA, INSA – Indonesia kembali akan menjadi tuan rumah
dalam rangka pembahasan peningkatan keselamatan pelayaran dan perlindungan
lingkungan maritim di Selat Malaka dan Selat Singapura dengan Malaysia dan
Singapura pada tanggal 26 – 30 September 2016 di Yogyakarta.
Ketiga negara pantai tersebut tergabung dalam wadah
Tripartite Technical Expert Group (TTEG), telah membentuk forum kerjasama
Cooperative Mechanism (CM) yang setiap tahunnya menggelar sidang yang
diselenggarakan secara bergantian oleh ketiga negara pantai tersebut.
Kepala Biro Komunikasi dan Informasi Publik Hemi Pamuraharjo
menjelaskan Selat Malaka dan Selat Singapura adalah salah satu jalur pelayaran
yang penting dan strategis di dunia. Jalur tersebut menghubungkan perekonomian
daerah tersebut dengan seluruh dunia.
“Jalur tersebut memiliki jalur pelayaran yang sempit
sehingga diharapkan dengan adanya pertemuan ini tentunya salah satu isu yang
dibahas yaitu mengenai layanan pemanduan kapal di Selat Malaka dan Selat
Singapura akan didiskusikan secara serius dalam forum ini karena ini berkaitan
dengan keselamatan navigasi dan juga diamanatkan dalam IMO Resolution A. 375,
yang dikeluarkan oleh International Maritime Organization,” tegas Hemi.
Isu-isu terbaru lainnya terkait dengan Selat Malaka dan
Selat Singapura yang menjadi kepentingan bersama juga akan dibahas dalam forum
ini. Hemi berharap solusi untuk segala isu terkait Selat Malaka dan Selat
Singapura dapat diselesaikan dengan baik melalui forum ini melalui perkuatan
koordinasi dan kerjasama ketiga negara.
“Hal tersebut diperlukan untuk memastikan Selat tersebut
aman, terbuka, dan aman untuk kegiatan pelayaran serta lingkungannya pun terlindungi,”
ujar Hemi.
Pada pertemuan tahun ini, acara tersebut akan dilaksanakan
secara bersamaan dan berkelanjutan yang dimulai dengan Pertemuan 9th
Cooperation Forum pada tanggal 26-27 September 2016, Pertemuan 41st Tripartite
Technical Experts Group (TTEG) pada tanggal 28-29 September 2016, dan Pertemuan
9th Project Coordination Committee pada tanggal 30 September 2016.
Pertemuan 9th Cooperation Forum (CF) merupakan pertemuan
tingkat tinggi (high-level meeting) yang dihadiri pejabat setingkat Eselon I
yang rencananya akan dibuka langsung oleh Sekretaris Jenderal Kementerian
Perhubungan, Sugihardjo dan Wakil Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta, Kanjeng
Gusti Pangeran Adipati Aryo (KGPAA) Paku Alam X. Pada pertemuan dimaksud,
Direktur Jenderal Perhubungan Laut, Ir. A. Tonny Budiono, MM akan memimpin
sidang sebagai Chairman dan Delegasi Indonesia akan dipimpin oleh Direktur
Kenavigasian. Pertemuan ini membahas mengenai isu-isu yang berkaitan dengan
kepentingan di Selat Malaka & Singapura, serta untuk mengidentifikasi dan
menyusun prioritas proyek dalam rangka peningkatan keselamatan pelayaran dan
perlindungan lingkungan laut di Selat Malaka dan Singapura.
Sedangkan Pertemuan 41st Tripartite Technical Expert Working
Group (TTEG) dan 9th Project Coordination Committee (PCC) merupakan pertemuan
tingkat teknis yang akan membahas perkembangan usulan dan implementasi terhadap
proyek-proyek yang telah disetujui pada pertemuan CF, yang direncanakan
pertemuan tersebut akan dibuka oleh Direktur Jenderal Perhubungan Laut, Ir. A.
Tonny Budiono, MM.
Selain perwakilan dari Indonesia, Malaysia dan Singapura,
pertemuan ini akan dihadiri pula oleh User States, antara lain dari Australia,
Cina, Jerman, India, Jepang, Denmark dan negara bendera kapal lainnya, serta
Organisasi Internasional dan stakeholder seperti IALA, INTERTANKO, BIMCO, ICS,
JICA, MSC, NIPPON Foundation, KOICA, dan organisasi lainnya.
Pada pertemuan sebelumnya tahun 2015, Singapura menjadi tuan
rumah pada pertemuan 8th CF, 40th TTEG, dan 8th PCC yang berlangsung pada
tanggal 5 s.d. 9 Oktober 2015 dan dibuka secara resmi oleh Mrs. Josephine Teo,
Senior Minister of State, Prime Minister’s Office, Ministry of Transport and
Ministry of Foreign Affairs, Singapore. Pada pertemuan tersebut, delegasi
Indonesia dipimpin langsung oleh Direktur Jenderal Perhubungan Laut dan diikuti
oleh perwakilan dari Kementerian Perhubungan, Kementerian Koordinator Bidang
Kemaritiman, Kementerian Luar Negeri, Kementerian Pertahanan, Dinas Hidrografi
dan Survei TNI-AL, LIPI serta PT. Pelindo I, PT. Biro Klasifikasi Indonesia
(BKI) dan INAMPA. (Timbul)