Foto Radar Tarakan | Istimewa |
Salah seorang warga Desa Ardi Mulyo, Djaya, mengatakan meski belum dapat memastikan penyebabnya, tapi dirinya memperkirakan ambruknya bangunan tersebut sudah terjadi dalam dua hingga tiga minggu lalu.
�Melihat kondisi yang ada, perkiraan saya runtuhnya sudah beberapa minggu yang lalu. Kejadianya kayaknya malam hari,�� ungkapnya, seperti dikutip Radar Tarakan.
Ia menyayangkan, runtuhnya bangunan yang digadang-gadang menjadi pelabuhan sandar Kapal Ferry tersebut. Menurutnya, jika bangunan tersebut sudah berfungsi, diyakini dapat meingkatkan perekonomian di Desa Ardi Mulyo.
Sementara, warga lainnya, Suri, juga menyayangkan runtuhnya pelabuhan tersebut. Namun, ia memperkirakan penyebab runtuhnya bangunan tersebut akibat konstruksi bangunan yang kurang kokoh, ditambah derasnya aliran air laut di wilayah tersebut.
�Ini prediksi kami. Entah benar ataupun salahnya. Cuma kami berharap mudahan ada penanganan segera,�� tuturnya.
Di tempat terpisah, Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Bulungan, Syarwani yang mengetahui informasi runtuhnya bangunan rencana pelabuhan sandar Kapal Ferry Desa Ardi Mulyo mengatakan, jika dirinya tidak akan tinggal diam menyikapi hal tersebut, dan meminta pemerintah segera melakukan kajian tentang permasalahan tersebut.
�Kejadian seperti ini harus segera direspon. Apalagi, saat ini sudah runtuh,�� ungkapnya.
Ia melanjutkan, dengan adanya tindakan tersebut, diyakini penyebab pasti runtuhnya bakal diketahui. Apakah memang karena kontruksi yang buruk atau lainnya.
�Intinya ditinjau dahulu, ukur semuanya. Baik debit air, kedalaman, atau hal lainnya. Sehingga ke depan pelabuhan dapat segera difungsikan,�� pintanya.
Sementara, Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Bulungan, Hasan Pemma menjelaskan terkait runtuhnya pelabuhan ferry bukan kewenangannya. Sebab, bangunan itu sebelumnya dibangun oleh Provinsi Kalimantan Tumur (Kaltim).
�Jadi, itu bukan kewenangan kami. Selama ini Kapal Ferry menggunakan pelabuhan rakyat di Desa Ardi Mulyo,�� pungkasnya. (*)